08 July 2015

Pembangunan Minus Keadilan

Mochammad Said

            Pada bulan April lalu, tepatnya 16 April 2015, kita dikejutkan dengan putusan PTUN Semarang yang ‘tidak mengejutkan’. Putusan tersebut menolak gugatan warga Rembang terkait pemberian izin lingkungan oleh Gubernur Jateng untuk penambangan dan pendirian pabrik PT Semen Indonesia di Rembang. Padahal, kalau merujuk pada aturan hukum yang berlaku, ada beberapa pelanggaran hukum dalam proyek pabrik semen tersebut (kpa.or.id).
Pertama, penggunaan daerah karst Rembang sebagai area penambangan batuan kapur untuk bahan baku pabrik semen melanggar Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 Pasal 63 yang menetapkan area ini sebagai kawasan lindung imbuhan air dan Perda RTRW Kabupaten Rembang Nomor 14 Tahun 2011 Pasal 19 yang menetapkan area ini sebagai kawasan lindung geologi.

Relasi Perempuan dan Pembangunan

Mochammad Said

Konsep ‘pembangunan’ (development) pada awalnya adalah proyek pasca zaman penjajahan yang digagas oleh negara-negara barat sebagai solusi bagi permasalahan kemiskinan ekonomi di negara-negara Dunia Ketiga. Asumsi dasarnya adalah bahwa kemajuan modern barat merupakan model terbaik bagi kemajuan seluruh dunia, termasuk di negara-negara Dunia Ketiga. Oleh karena itu, konsep pembangunan ini –yang menjiplak model pembangunan negara-negara barat- dijadikan resep utama bagi penyelesaian permasalahan ekonomi di negara-negara Dunia Ketiga (Shiva, 1997).
Namun, pertanyaan kritisnya adalah, apakah resep ‘pembangunan’ tersebut selalu sesuai dengan kebutuhan negara-negara Dunia Ketiga? Dalam kenyataannya, jawabannya tidaklah demikian. Pembangunan yang cenderung dipaksakan tersebut ternyata justru jauh lebih banyak merugikan daripada memberikan manfaat.

17 June 2015

Membongkar Mitos Globalisasi



Mochammad Said


            Globalisasi adalah sebuah istilah yang populer bagi masyarakat kita saat ini. Ia menjadi ungkapan yang menggambarkan proses perubahan dalam mekanisme perekonomian internasional yang semakin mengglobal, di mana strategi perekonomian yang bersifat nasional dianggap semakin tidak relevan. Globalisasi dianggap sebagai suatu proses yang alamiah dan tak dapat terelakkan oleh siapapun.
Namun pertanyaannya, benarkah pengertian di atas, dan apakah memang demikian kenyataannya?
            Kalau kita cermati secara lebih kritis, pengertian globalisasi ekonomi dalam artian yang sebenarnya seperti di atas tidaklah sepenuhnya benar. Mengapa?

13 June 2015

RPA dan Kebutuhan Kesehatan Komunitas: Belajar dari Lapangan[1]

Mochammad Said[2]



Pendahuluan
            Rapid Participatory Appraisal (RPA) adalah sebuah teknik kualitatif untuk asesmen komunitas yang berasal dari negara-negara berkembang untuk mengetahui dan memahami dengan baik kebutuhan suatu komunitas dari sudut pandang mereka sendiri. Metode RPA berkembang sejak 1980an sebagai kritik terhadap pendekatan epidemiologis tradisional dan survei yang boros waktu dan terlalu kaku dalam memahami kebutuhan kesehatan.

09 April 2015

Sejarah Riset Aksi dan Posisinya Dalam Paradigma Penelitian*



Mochammad Said


Sejarah Kelahiran dan Perkembangan Riset Aksi
            Riset aksi lahir dan berkembang mula-mula di Amerika Serikat. Riset aksi berawal dari karya John Collier pada 1930-an, yang bekerja sebagai komisioner untuk urusan kaum Indian, dan Kurt Lewin pada 1940-an. Lewin, pengungsi Yahudi dari Nazi Jerman yang bekerja sebagai psikolog sosial di Amerika Serikat, berpendapat bahwa manusia akan lebih termotivasi dalam melakukan tugas/pekerjaan apabila dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan tentang bagaimana pekerjaan mereka akan dijalankan. Gagasan orisinal Lewin tersebut sangat berpengaruh, dan setelah dirinya, banyak peneliti mengorganisir riset dan laporan riset mereka sebagai siklus tahapan: amati (observe) – renungkan (reflect) – lakukan (act) – evaluasi (evaluate) – modifikasi (modify).

27 March 2015

Kompetensi Budaya dalam Pelayanan Kesehatan Mental: Pendekatan Ekologi Komunitas

Mochammad Said



Tulisan ini merupakan resume atas artikel yang ditulis oleh Jennifer Abe dari Universitas Loyola Marymount, Los Angeles, Amerika Serikat berjudul A Community Ecology Approach to Cultural Competence in Mental Health Service Delivery: The Case of Asian Americans dan dimuat dalam Asian American Journal of Psychology tahun 2012, Volume 3, Nomor 3, halaman 168-180. Abe -melalui artikelnya- menggunakan pendekatan ekologi komunitas terhadap kompetensi budaya untuk: (1) melihat dan menganalisis konseptualisasi tentang penderitaan, kesejahteraan, dan pelayanan kesehatan mental, dan (2) mengeksplorasi implikasi pendekatan tersebut terhadap penyediaan intervensi kesehatan mental bagi individu dan komunitas, khususnya pada masyarakat Asia-Amerika di Amerika Serikat.

Teori Psikologi Sosial: Teori Pernyataan-Harapan dan Posmodernisme



Mochammad Said
Mahasiswa Magister Psikologi Unair


A.  Teori Pernyataan-Harapan (Expectation-States Theory)
            Teori pernyataan-harapan diawali oleh studi yang dilakukan oleh Robert F. Bales tentang perilaku interpersonal individu dalam kelompok (small group) (Delamater, 2006). Dalam studi tersebut ia menem ukan hasil bahwa walaupun tidak ada struktur kelompok dan seluruh anggota kelompok memiliki kesamaan (kedudukan/status) sosial, terjadi ketidaksetaraan (inequalities) interaksi dalam kelompok tersebut. Anggota kelompok yang lebih aktif, dibandingkan anggota lainnya, dianggap memiliki ide paling baik dan paling mempengaruhi dinamika kelompok. Studi Bales tersebut mempengaruhi Joseph Berger, Bernard Cohen, Morris Zelditch, dan kolega-kolega mereka untuk mempelajari penyebab dan proses terjadinya ketidaksetaraan (diistilahkan sebagai ‘struktur “power and prestige” kelompok’) yang terjadi dalam kelompok.

Mengajukan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam*



Mochammad Said
Mahasiswa Magister Psikologi Unair Surabaya


            Tujuan dari wawancara mendalam adalah untuk mencapai dua hal, yaitu: 1) keluasan cakupan terhadap masalah-masalah utama, dan 2) kedalaman cakupan terhadap masing-masing masalah utama. Berdasarkan kedua tujuan ini, secara umum ada dua jenis pertanyaan, yaitu content mapping questions dan content mining questions. Yang pertama didesain untuk membuka wilayah penelitian dan mengidentifikasi dimensi atau masalah yang relevan dan berkaitan dengan partisipan. Sedangkan yang kedua didesain untuk mengeksplorasi detail yang terletak di dalam setiap dimensi, untuk mengetahui makna dari setiap dimensi yang dirasakan/dialami oleh orang yang diwawancarai (interviewee), dan untuk menghasilkan pemahaman yang mendalam dari sudut pandang interviewee. Setiap wawancara melibatkan kombinasi dari kedua jenis pertanyaan ini dan keduanya tidak terbatas hanya pada beberapa bagian dari wawancara.

Psikologi Politik dalam Perspektif Psikologi Kritis[*]


Mochammad Said
Mahasiswa Magister Psikologi Unair


Psikologi Kritis: Sebuah Pengantar
            Psikologi kritis merupakan sebuah paradigma psikologi yang menentang psikologi arus utama. Kata kritis sendiri bermakna suatu perlawanan terhadap sesuatu yang diyakini sebagai kebenaran umum. Dalam konteks psikologi, psikologi kritis bermakna bahwa ia merupakan suatu pendekatan keilmuan yang melawan teori dan praktik psikologi arus utama. Yang dimaksud psikologi arus utama adalah psikologi yang biasa diajarkan di perguruan tinggi dan dipraktikkan oleh ahli psikologi klinis, peneliti, dan para konsultan psikologi. Ia mencerminkan psikologi sebagai sains yang obyektif dan bebas nilai, serta berusaha memahami perilaku manusia dan membantunya menyesuaikan diri dengan tuntutan kehidupan modern.